KETEGARAN SEORANG BIDAN ARYATI KORBAN BANJIR BANDANG GRABAK MAGELANG “

by May 1, 2017
PERISTIWA 0   2.2K views 0

Bidan Aryati tampak sudah lebih sehat dan tegar menyusul musibah banjir bandang yang telah merenggut orang orang yang dicintainya, suami dan kedua anaknya meninggal dalam kejadian tersebut

Innalillahi wainnailaihi roji’un…
Reportactual.com – Sesungguhnya semua milik Allah dan akan kembali berpulang kpadaNya…
Saya selaku istri beliau memohonkan maaf atas segala kesalahan beliau ( Almarhum Catur Deni Firmanto ) tidak ada manusia tanpa khilaf ..

Tapi pada dasarnya mas deny adalah orang yang teramat baik… beliau adalah orang yang sangat penyayang pada istri dan anak2nya…
Anak- anak sangat dekat dengan beliau.. saking sayangnya pd anak-anak ..
InsyaAllah.. mas Deny syahid tertimpa reruntuhan.. karena ternyata dahsyat sekali kekuasaan Allah…

Suara gemuruh air terdengar… hanya 3 detik kami langsung tertimpa reruntuhan dan tenggelam.. saya dapat merasakan apa yg mereka rasakan.. karena saya adalah korban hidup yang sadar dari awal sampai proses evakuasi berlangsung..

Dan alhamdulillah.. saya tidak mengalami cedera yang parah seperti yg dibicarakan orang.. tidak ada patah tulang.. retak sedikitpun… hanya lebam ..

Inilah kekuasaan Allah padahal saya terjepit.. sempat tenggelam tertimpa bangunan yg teramat berat…
Dan anak-anak kami tercinta adalah penghuni surga.. karena mereka adalah makhluk suci tanpa dosa..

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam berbagai macam bentuk dukungan..

Inilah kuasa Allah… inilah takdir Allah… inilah ujian Allah bagi hamba-Nya agar kita bisa lebih mengenal dan mencintaiNya…
Mohon doanya bagi semua karena Allah Maha Mendengar do’a hamba-Nya ..

( Mbak Aryati Rahayu istri dari ust. Catur Deny korban Banjir bandang Grabak Magelang )

Seperti sudah diberitakan sebelumnya

Tatapan mata Aryati Rahayu tampak kosong. Beberapa orang yang mengajaknya bicara tak digubrisnya. Dia irit bicara. Matanya begitu sembab. Kondisi tubuhnya juga ngedrop. Dia harus dipindahkan dari Puskesmas Grabag ke RSUD Tidar Kota Magelang untuk mendapatkan perawatan intensif.

ARYATI mungkin merasa masih seperti mimpi. Kejadian yang berlangsung hanya lima menit itu, menghilangkan segala yang dia miliki. Sebagian harta benda, juga: keluarga.

Ya, dalam sekejap, dia harus kehilangan semuanya. Dia masih tak percaya, banjir bandang menerjang dan merobohkan Polindes yang dia huni bersama suami dan anak anaknya. Hari-harinya, kini akan semakin kalut. Suaminya, Catur Deni firmanto, 34; dan dua anaknya, Fayat Zaidan, 5, dan balita Nisma, meninggal dalam kejadian memilukan itu. Tim SAR menemukan suami, anak-anak, serta pembantunya, dalam kondisi tidak bernyawa. Tertimbun reruntuhan Polindes tempat mereka tinggal.

Aryati sendiri selamat setelah dia berhasil keluar dari rumah dan ditemukan oleh warga dalam kondisi mengenaskan. Dia mengalami luka-luka akibat benturan. Ibnu, tetangga korban, mengatakan, sebenarnya seluruh keluarga itu hendak pulang ke Secang. Seperti biasa, setiap Sabtu, mereka pulang ke rumah di Secang.

Sebelum banjir, mereka sudah bersiap pulang. Mobil Avanza sudah dipanasi. Namun nahas. Banjir bandang yang membawa material bebatuan dan pepohonan, serta merta menerjang rumah dinas sang bidan Aryati. Semua terkubur di dalam, termasuk mobilnya.

Abah, 34, salah satu korban selamat mengatakan, banjir menghantam rumahnya bagian belakang. Tak ada sampai 5 menit, dusunnya luluh lantah. “Anak saya saat itu sedang di kamar mandi, tiba tiba pohon besar menabrak rumah bersama bebatuan, juga menjebol belakang rumah. Anak saya yang sedang mandi langsung saya gendong bawa lari ke lokasi yang lebih tinggi,” katanya, dengan nada sedikit bergetar.

Dia baru merasakan bencana langsung di depannya. Peristiwa yang tak akan dia lupakan seumur hidup. “Masya Allah, suaranya benturan seperti pesawat jatuh, suaranya kencang sekali.

Ternyata, banjir bandang juga menimpa dusun-dusun di sekitarnya. Antara lain, Dusun Nipis, Sambungsari, dan Dusun Kali Sapi yang masuk Desa Sambungrejo. Juga Dusun Deles, Desa Citrosono. Banjir yang datang tidak ada 5 menit itu, seperti air yang dituangkan beserta material batu, tanah, dan pepohonan yang rubuh.

Reposting by Reportactual.com from Radarsemarang.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.