ASYIIKNYA WISATA SUNGAI KALI NGODO GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG “

by May 29, 2017
BISNIS DAN PROMOSI 0   4.1K views 3

Para wistawan lokal nampak puas merasakan keasrian dan kegaran wisata sungai Kali Ngodo Gedangan Kabupaten Semarang

Wisata Alam Sungai Kali Ngodo di Desa Wisata Gedangan,Tuntang Kabupaten Semarang
Berhibur sekaligus Tafakur

Reportactual.com – Wisata alam sungai Kali Ngodo tertelak di Dusun Karangnangka, Desa Gedangan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Dusun ini mempunyai luas wilayah 20 Ha terdiri dari 3 rukun tetanggan (RT), untuk batas batas wilayahnya sebelah timur Salatiga, sebelah utara Gedangan, sebelah barat Bandungan, sebelah selatan Bendo.

Sejarah Dusun menurut cerita yang berasal dari nenek moyang dusun Karangnongko dahulu kala daerah ini banyak sekali pohon buah nangka (nongko bahasa Jawa) dan karena pergunaannya dialihkan menjadi pemukiman penduduk, maka pohon nangka tersebut ditebangi, sehingga pohon nangka menjadi jarang (arang bahasa Jawa) ditemukan ditempat ini. Maka oleh kyai Demeling yang di percaya sebagai orang yang buka alas daerah ini dinamakan Karangnongko (jarang pohon buah nangka).

Dusun Karangnangka merupakan salah satu pilar ekonomi Desa Gedangan yang merupakan sebuah nama salah satu desa yang terletak di kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Desa Gedangan terletak di tengah-tengah kawasan kaki gunung Merbabu dan daerah sekitaran Rawa Pening, sehingga Gedangan mempunyai daerah perkebuna, kehutanan dan persawahan. Desa Gedangan wilayah topografinya 500 m diatas permukaan laut dan beriklim tropis bersuhu kisaran 20 °C – 30 °C sehingga menjadikan Desa Gedangan wilayah yang sejuk, dan cocok dijadikan tempat persinggahan.

Letak geografis desa Gedangan di koordinat 110.4625’’ bujur Timur dan -7.332383’’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 267,707 Ha. Batas wilayah desa Gedangan sebelah barat adalah desa Kalibeji dan desa Rowosari, sebelah selatan desa Polobogo, sebelah utara desa Sraten, dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kota Salatiga, sehingga warga Gedangan sering menyebutnya sebagai bagian dari wilayah Kota Salatiga.

Pada masa Penjajahan Belanda banyak para bangsawan yang manjadi Pejabat di Keraton Solo beserta prajuritnya melarikan diri karena tidak berkenan dengan kebijakan pihak Belanda,termasuk Wijaya Kusuma dan Wicitra Kusuma.Mereka lari tanpa tujuan yang pasti melewati banyak daerah dengan beraneka ragam situasi, namun mereka belum juga menemukan daerah yang dirasa aman hingga sampailah mereka ke sebuah daerah tidak bertuan yang sangat subur dan daerah tersebut banyak ditumbuhi pohon Pisang atau dalam bahasa Jawa disebut Gedang.

Mereka memutuskan untuk menetap didaerah tersebut dengan mata pencaharian bercocok tanam dan mereka semua merasa nyaman. Semakin lama daerah tersebut menjadi berkembang. Dan sesuai perkembangan jaman maka daerah tersebut dipanggil dengan sebutan Gedangan.

Namun dalam versi lain ada sesepuh yang menyatakan bahwa Wijaya Kusuma dan Wicitra Kusuma beserta anak buahnya lari dari wilayah  Keraton Solo karena dikejar Pasukan Belanda dalam sebuah pertempuran .Mereka melarikan diri tanpa arah dan tujuan, hingga mereka hampir tersusul oleh pasukan Belanda .Karena kalah dalam jumlah dan persenjataan wijaya Kusuma .

Wijaya Kusuma dan prajuritnya  bersembunyi didaerah yang penuh dengan pohon Gedang atau Pisang, setelah Belanda pergi dan keadaan dirasa aman  mereka memutuskan menetap didaerah tersebut dan untuk mengenang tempat persembunyian mereka dari kejaran pasukan Belanda tersebut  mereka menamakan daerah tempat tinggal mereka yang penuh dengan pohon pisang atau Gedang dengan nama Gedangan.

Setelah meninggal Wijaya Kusuma dimakamkan di pemakaman kecil sedangkan Wicitra Kusuma dimakamkan di pemakaman Gede. Setelah Indonesia merdeka daerah Gedangan sudah mulai ada pemerintahan desa dengan lurah Nyai Samban seorang wanita .Pada masa pemerintahan lurah Sumarno setelah Nyai Samban wafat ada peraturan yang menyatakan jumlah minimal penduduk dalam satu desa ,kemudian diadakan penggabungan dengan dusun Bandongan ,sebuah dusun yang bersebelahan dengan Gedangan.

Untuk nama desa kemudian diundi antara nama Bandongan dan Gedangan, dan yang keluar adalah nama Gedangan. Sejak saat itu Gedangan sah menjadi nama desa yang hingga sekarang sudah berkembang dengan pesat.

DATA GEOGRAFIS DESA GEDANGAN
Letak geografis: 110.4625’’ bujur Timur dan -7.332383’ Lintang Selatan.
Luas wilayah: 267,707Ha
Topografi: Luas Kemiringan Rata-rata
•    Datar: 196,713 Ha
•    Pegunungan: 70,994 Ha
•    Ketinggian Rata-rata dari Permukaan Laut: 500 m
Batas Wilayah:
•    Sebelah Barat Desa Kalibeji dan Desa Rowosari,
•    Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Polobogo Kecamatan Getasan,
•    Sebelah Timur wilayah Kabupaten Semarang berbatasan dengan Wilayah Kota Salatiga
•    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sraten.
Klimatologi:
•    Iklim: Tropis
•    Suhu Udara Rata-rata: 20° C – 30 °C
•    Curah Hujan: 3000 mm
•    Kelembaban Udara:
•    Kecepatan Angin:
Luas Lahan:
•    Pertanian: Sawah Teririgasi: 30,500 Ha. Sawah Tadah Hujan: 0 Ha
•    Pemukiman: 60 Ha
Dusun di Desa Gedangan,Tuntang Kabupaten Semarang

Dengan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) Pemerintah Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,  berencana akan menyulap sungai “Ngodo” yang berada di Dusun Karangnongko diharapkan menjadi area rekreatif dengan menyediakan fasilitas seperti , kolam bermain, gazebo, kedai aneka kuliner dan arung jeram.

Selain itu, yang di utamakan yakni pelestarian hijau sebagai pelengkap keindahan kebutuhan reakratif, dengan tetap menghargai kehadiran lingkungan sebagai tempat hidup ekosistem alam dan dalam site ini akan disiapkan area rekreatif yang menarik.

Dengan memanfaatkan area sungai “Ngodo” yang rindang dan sejuk serta suasana kebun yang bersahabat dengan jarak yang hanya sekitar 300 meter dari pemukiman warga, sehingga memudahkan akses para pengunjung ke area rekreatif ini.

Menata desa dengan sentuhan seni kearsitekturan memiliki nilai lebih ini dapat di saksikan dengan adanya kegiatan memanfaatkan area terbuka menjadi sebuah destinasi wisata, meski dengan luas araea yang pas-pasan,  namun pesona alam yang sejuk apalagi site ini berada di tengah perkebunan,  sehingga lebih menjadikan  tempat wisata yang diharapkan kedepan membawa susana baru di Desa Gedangan dan sebagai bentuk usaha ekonomi desa,” kata Kepala Desa Gedangan, Daroji kepada harian7.com.

Dalam analisis prarencana desain objek wisata Desa Gedangan diharapkan sebagai upaya menyediakan sarana rekreatif yang menciptakan  hiburan baru bagi keluarga, sarana rereatif yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan wisata masayarakat adalah dengan mengadakan berbagai fasilitas sevice dan pedestarian sebagai pelengkap keindahan sarana hiburan.

Kami sudah mengajukan ke Dinas terkait sebagai desa wisata, dan semoga di tahun 2019 nanti dapat terlaksanakan,”terangnya. Lanjut Daroji, Bahwa sebagai satu daya tarik tersendiri area rekreasi ini adalah aliran sungai “Ngodo” dengan sumber mata air tak seperti sumber air pada umumnya.

Pasalnya, sumber air di sendang ini, akan  mengalir deras di saat musim kemarau dan sebaliknya. Dengan posisi sekitar 2 meter lebih rendah di bawah site wisata ini, aliran sungai yang deras ini dapat di kembangkan sebagai area wisata arung jeram.

Konsep pendekatan arsitektur dalam menata area rekreasi ini dengan memadukan konsep klasik lokal dengan material pabrikan atau modern dengan maksud tanpa menghilangkan cita rasa lokalnya proyek wisata ini,” terang Daroji.

Dengan di wacanakan objek wisata di Dusun Karangnongko, selain untuk meningkatan pendapatan desa juga untuk menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Perencanaan strategis paska diusulkan sebagai desa wisata ke dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Desa Gedangan melalui kegiatan pemuda dan remajanya dalam merevitalisasi keberadaan sungai Ngodo sebagai objek pariwisata, hiburan dan olahraga diharapkan menemukan formulanya. Keindahan alam sungainya berpotensi untuk kegiatan susur sungai dan jelajah alam relatif baik.

Ditambah lagi derasnya sungai berkategori sungai sedang, selain dimanfaatkan penduduk setempat untuk irigasi, air minum dan keperluan rumah tangga dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan hiburan dan olahraga seperti tubbing dan arung jeram. Pemanfaatan lahan sepanjang daerah hulu dan Daerah Aliran Sungai untuk penghijauan diharapkan mampu mempertahankan debit air sungai guna keberlangsungan kehidupan masyarakat seyogyanya diprioritaskan.

Pembukaan bumi perkemahan, taman bermain, pusat jajanan, home stay keluarga, pusat budaya dan ekonomi kerakyatan, cagar alam, tempat latihan olahraga dan training serta gathering bagi publik (instansi maupun komunitas) secara luas merupakan bagian dari action plan yang potensial jika semua pihak yang terlibat secara baik.hal ini membuka peluang demi pertumbuhan ekonomi desa melalui BUMDes yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar demi kesejahteraan bersama.

Iwan Budiono 085741381201 ( Sospreners Desa Wisata Kabupaten Semarang )

Reportactual.com Production Mei 2017

Untuk Promosi dan Publikasi usaha dan kegiatan anda Hubungi reportactual.com 087834573307 dan kirimkan rilis sekilas tentang usaha anda diertai foto dengan captionnya ke alamat [email protected]

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.