THE POWER OF “ HALAL BI HALAL “ DI BULAN SYAWAL “

by July 1, 2017
HIKMAH 0   1.5K views 0

Foto Doc / Istimewa

( Materi ini adalah KADO terindah buat sahabat dibulan Syawal )

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

B i s m i l l a h i r r a h m a a n i r r a h i i m,

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala pujian kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga tercurah atas junjungan kita Rasulullah SAW, beserta keluarganya, para shahabatnya dan orang2 yang istiqomah dijalan-Nya.

Alhamdulillah pagi hari ini saya sempatkan untuk menulis sebuah materi yang sangat berkaitan dengan keutamaan Bulan Syawal. Bulan Syawal adalah bulan peningkatan, artinya kita yang sudah digembleng dengan berbagai perintah dari Allah SWT, diharapkan bisa lebih meningkatkan kesungguhan / keikhlasan / dan antusias kita dalam beribadah kepada Allah SWT di bulan Syawal ini, minimal bisa mempertahankannya, jadi prestasi terbaik kita dalam beribadah kepada Allah SWT tidak hilang begitu saja, dengan berlalunya bulan suci Ramadhan.

Sahabat fillah, dibulan Syawal ini ada sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh ummat Islam khususnya yang ada di Indonesia, yaitu adanya suatu tradisi saling berkunjung dan saling memberi maaf dengan sesama muslim bahkan juga non muslim. Tradisi itu disebut dengan istilah HALAL BI HALAL.

Lalu bagaimanakah sebetulnya Halal bihalal itu didalam Islam ?

HALAL : Sesuatu yang lahir / bathin yang boleh bahkan diperintahkan untuk dilakukan / dimakan / diucapkan, yang diredhai Allah SWT, yang mendatangkan pahala, yang menjadi pilihan orang – orang beriman.

HARAM : Sesuatu yang lahir / bathin yang tidak boleh bahkan dilarang untuk dilakukan / dimakan / diucapkan, yang tidak diredhai Allah SWT, yang mendatangkan dosa, yang menjadi pilihan orang – orang yang tidak beriman.

HALAL BI HALAL : Suatu aktifitas untuk menjadikan hubungan yang lahir maupun bathin yang dulunya HARAM kemudian dengan penuh keikhlasan dan mengharapkan Keridhaan serta Rakhmat Allah SWT kita jadikan HALAL.

Didalam Al qur’an terdapat beberapa ayat yang menjelaskan perintah Allah SWT agar kita memakan / mengkonsumsi sesuatu yang HALAL namun juga THOYIBAN ( baik / menyenangkan )

Perhatikan keempat ayat berikut:

1.Kuluu mimma fil ardhi halalan thayyiban (Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi) (QS. Al-Baqarah [2]: 168);

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

2.Wakuluu mimma razaqakumullah halalan thayyiban…(Dan makanlah makanan yang halal lagi baik, dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu) (QS. Al-Ma’idah [5]: 88);

وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ

3.Fakuluu mimma ghanimtum halalan thayyibaan (Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu yang Halal dan yang baik ) (QS. Al-Anfaal [8]: 69);

فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

4.Fakuluu mimma razaqakumullahu halalan thayyiban (Maka makanlah halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu) (QS. An-Nahl [16]: 114).

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

HALAL BI HALAL : Suatu acara / aktifitas yang halal dan baik, sesuatu yang menyenangkan / menggembirakan / tidak boleh bersedih / cemberut / harus bersuka cita dan ceria berseri – seri. ( Dan tidak boleh dinodai dengan sesuatu yang haram / dibenci oleh Allah SWT )

Seorang ahli tafsir, Ustadz Quraish Shihab didalam tafsir AL MISBAH mendefinisikan HALAL BIHALAL dari kosa kata :

HALAL = HALLA atau HALALA, yang punya banyak arti kias, diantaranya :

  1. Meluruskan benang yang kusut
  2. Meluruskan sesuatu yang bengkok
  3. Melepaskan ikatan yang mengikat / membelenggu.
  4. Mencairkan sesuatu yang beku / kaku.
  5. Membersihkan sesuatu yang kotor.
  6. Menjernihkan sesuatu yang keruh.
  7. Menyambung kembali sesuatu yang terputus

HALAL BIHALAL : Suatu aktifitas / upaya untuk menjadikan suatu hubungan yang tidak baik menjadi baik kembali, menyambung kembali hubungan silaturahiim yang terputus ( memperbaikinya ), menjadikan hubungan yang beku / kaku menjadi cair kembali, menjernihkan hubungan yang keruh menjadi jernih kembali, sebagaimana kiasan – kiasan diatas. Dan semuanya dilakukan dengan dasar penuh keikhlasan dan mengharapkan rakhmat dan Keridhaan Allah SWT.

Sahabat fillah rahimakumullah,

Harus dipahami dan diketahui bahwa Tradisi Halal bihalal adalah tradisi turun temurun ummat Islam di Indonesia dan menyebar kebeberapa Negara tetangga, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Artinya Istilah dan aktifitas HALAL BIHALAL adalah tradisi dan bukan SUNNAH.

Namun menurut penulis ( saya ) walaupun Halal bihalal hanyalah tradisi, namun didalamnya terdapat berbagai kebiasaan – kebiasaan / hal – hal yang positif / baik. Oleh karena itu penulis berpendapat boleh dilakukan selama tidak melakukan perbuatan atau hal – hal yang dibenci oleh Allah SWT.

Diantara kandungan dan hal positif dalam Halal bihalal adalah :

01.Saling memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan sesama.

Dan ini adalah salah satu ciri ahli Surga, yaitu suka memaafkan dan mengikhlaskan kesalahan sesama manusia, disamping tidak pemarah alias penyabar ( orang yang sabar ). Karena Allah SWT senantiasa bersama orang – orang yang sabar.

QS Ali Imran ( 3 ), ayat 133 – 134 :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣)

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (١٣٥)

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang – orang yang bertaqwa. ( Yaitu ) orang yang berinfaq baik diwaktu lapang ( banyak rejeki ) maupun sempit ( sedikit rejeki ), dan orang – orang yang ( bisa ) menahan marahnya, dan orang yang ( suka ) memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang – orang yang berbuat ihsan ( baik )

Dan ( juga ) orang – orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau mendzalimi diri mereka sendiri, segera mengingat Allah lalu memohoin ampunan atas dosa – dosanya, dan siapa ( lagi ) yang bisa mengampuni dosa – dosa selain Allah ? Dan mereka tidak mengulkangi perbuatan dosa tersebut sedang mereka mengetahuinya ” ( QS Ali Imran ( 3 ), ayat 135 )

02.Menyambung dan menjaga hubungan silaturrahim / kekeluargaan / persaudaraan / kebersamaan.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخاري ومسلم)

Rasulullah SAW : “ Barang siapa ingin diluaskan rejekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah silaturrahim “ ( HR Bukhari dan Muslim )

 وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“ Barang siapa yang percaya kepada Allah dan hari akhir maka sambunglah tali silaturrahim “ ( Al Hadist )

03.Semangat kebersamaan / persatuan dan kesatuan sebagai warga Negara yang baik

04.Tawwa shaubil haq tawwash shaubish shabr ( saling menasihati dalam kebenaran dan dengan kesabaran )

05.Persamaan derajat dihadapan Allah SWT

06.Menghapuskan penyakit – penyakit hati.

07.Motifasi untuk menjadi lebih baik dari hari kemarin.

08.Menyonsong rakhmat dan ridha Allah SWT.

09.Menyempurnakan Ampunan / maghfirah dari Allah SWT.

Sahabat fillah, kalau dibulan Ramadhan kita telah beribadah dengan iimanan wahtisaban ( dengan iman dan penuh keikhlasan ) kemudian kita banyak memohon ampunan kepada Allah SWT. Maka kita yakin bahwa Allah SWT sebagai Dzat yang Maha Pengampun pasti akan mengampuni hamba-Nya yang betul – betul bertaubat.

Namun Ampunan Allah SWT itu belumlah sempurna, sebab yang diampuni Allah adalah dosa yang berhubungan dengan Allah SWT ( Hablumminallah ). Sedangkan dosa yang hubungannya dengan makhluk ( sesama manusia / muamalah ) belumlah diampuni oleh Allah SWT sebelum kita meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Oleh karena itulah dibulan setelah Ramadhan, yaitu bulan Syawal kaum muslimin beramai – ramai dan serentak saling berkunjung, bersilaturrahim, dan saling meminta maaf dan memaafkan, agar SEMPURNA AMPUNAN ALLAH SWT.

Shubhanallah..Maha Suci Engkau yaa Allah..yang telah menjadikan hamba- hamba-Mu ini bersaudara..dan menjadikan hati – hati kami ini bisa ikhlas memaafkan kesalahan saudara kami…semua ini karena rakhmat-Mu dan Kuasa-Mu..Shubhanallah…

Sahabat fillah rahimakumullah,

Ada bentuk pencerahan yang lain lagi yang ingin saya sampaikan, yaitu bahwa sebetulnya Inti dari HALAL BIHALAL itu sudah diajarkan oleh Nabi SAW tidak setahun sekali, tapi berdasarkan beberapa hadist shahih, maka sebetulnya Halal bihalal itu dilakukan oleh seorang Muslim / mu’min adalah setiap hari, Karena inti dari Halal Bihalal adalah saling memaafkan dan saling mengikhlaskan kesalahan masing – masing agar mendapatkan rakhmat Allah SWT. Oleh karena itu coba simak hadist Rasulullah SAW berikut ini,

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian saling berjabat tangan melainkan keduanya akan diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah “ ( HR Abu Dawud dari Barra Ra )

عَنْ سَلْمَانِ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:”إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فَأَخَذَ بِيَدِهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُمَا ذُنُوبُهُمَا، كَمَا تَتَحَاتُ الْوَرَقُ مِنَ الشَّجَرَةِ الْيَابِسَةِ فِي يَوْمِ رِيحٍ عَاصِفٍ، وَإِلا غُفِرَ لَهُمَا، وَلَوْ كَانَتْ ذُنُوبُهُمَا مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ” – رواه الطبراني

Rasulullah SAW bersabda, “ Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya ( berjabat tangan ), Gururlah dosa – dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering ketika ditiup angin kencang. Sungguh akan diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilautan “ ( HR Thabrani )

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Rasulullah SAW bersabda, “ Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun ( walaupun kecil ). Dan jika kamu berjumpa saudaramu maka berikanlah senyuman / wajah yang berseri – seri tanda kegembiraan ( ketika bertemu saudaramu ) (HR Muslim dari Abu Dzar Ra )

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah kalian akan masuk Surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukan sesuatu, apabila kalian melakukan sesuatu itu kalian akan saling mencintai, “ Sebarkanlah SALAM diantara kalian ! “ ( HR. Muslim )

Nah sahabat facebook rahimakumullah, jadi jelas sekali bahwa seorang muslim diajarkan suatu sunnah yang sangat utama yaitu inti dari “ halal bihalal “ setiap hari, setiap kali bertemu saudara, mengucapkan salam ( yang lebih dulu memberi salam adalah lebih utama ), kemudian memberikan kado terindah setiap kali bertemu saudara / sahabat yaitu “ Senyum atau wajah yang berseri – seri “ dan disempurnakan dengan menjabat tangannya dengan penuh ikhlas ukhuwah persaudaraan..Shubhanallah..sungguh indah hubungan sesama muslim yang diajarkan Rasul SAW yang Mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT. Beruntunglah kita wahai saudaraku yang telah menetapi sebagai ummatnya.

Jadi untuk saling memaafkan / mengikhlaskan salah dan khilaf kita masing – masing, tidak harus menunggu satu tahun ( yaitu pada moment Syawal / ‘Idul Fitri ), tapi setiap hari setiap saat, artinya lebih cepat adalah lebih baik ( Bersegera ). Karena dalam hal – hal yang positif kita diperintahkan untuk bersegera.

اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ

Rasulullah SAW bersabda, “ Dan bersegeralah mengerjakan perbuatan – perbuatan positif ( bermanfaat ) bagimu, dan mintalah pertolongan Allah dan jangan merasa lemah / tidak mampu.. “ ( HR Muslim )

” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang – orang yang bertaqwa. ( QS Al Imran ( 3 ) ayat 133 )

Kalau kita punya salah dan khilaf pada seseorang, namun kita tdk bersegera meminta maaf, atau menunggu moment ‘Idul fitri saja, maka siapa yang bisa menjamin kita masih bisa bernafas / menjumpai Ramadhan tahun depan ?

Jadi jangan tunda – tunda lagi untuk berbesar hati dan berlapang dada meminta maaf dan memaafkan kesalahan sesama. Karena orang yang berbesar hati dan berlapang dada utk meminta maaf dan memaafkan adalah orang yang Mulia di sisi Allah SWT.

Sahabat fillah rahimakumullah, Pencerahan terakhir pada kesempatan ini adalah, bahwa kita telah selesai menjalankan kewajiban kita berpuasa dan beribadah dibulan suci Ramadhan. Maka filosofi yang tepat untuk menggambarkan hal itu adalah, seperti proses metaformosis seekor ulat ( binatang yang tdk disukai kebanyakan orang karena jijik / menakutkan ) yang bertapa / “ berpuasa “ sehingga menjadi / berubah menjadi makhluk yang sangat indah dan cantik ( yang disukai banyak orang ) yaitu “ Kupu – kupu “

Shubhanallah..Sungguh seorang mu’min seperti itu, sejak awal Ramadhan dia berpuasa meninggalkan makan / minum, dan nafsu – nafsu yang buruk / berlebihan, sehingga setelah 30 hari berpuasa maka pada puncaknya dia akan berubah menjadi pribadi mu’min sejati, yang ikhlas beribadah kepada Allah SWT, beraqidah lurus, berperangai dengan hiasan akhlaq yang karimah / mulia, menjadi pribadi yang indah nan cantik disisi manusia maupun disisi Allah SWT, pribadi yang di sukai dan dicintai manusia dan juga pribadi disukai / dicintai / dikasihi/ disayangi / dirakhmati / diredhai oleh Allah SWT..Shubhanallah…Maha Suci Engkau Ya Allah..yang telah menancapkan iman didalam hati kami..Shubhanallah…

Nah sahabat fillah rahimakumullah, cukup sekian dulu tulisan saya pada kesempatan ini, kesimpulannya adalah bulan Syawal adalah bulan peningkatan, bulan menguatkan kembali tali silaturrahiim, bulan untuk lebih meneguhkan diri kita untuk menjadi pribadi pemaaf dan memaafkan, dan pula berkasih sayang dengan sesama.

Sahabat fillah rahimakumullah, sungguh saya mencintai kalian karena Allah..sungguh kita semua ingin menjadi pribadi – pribadi shalih dan shalihah, pribadi yang di cintai dan di ridhai Allah SWT. Semoga dibulan Syawal ini kita menjelma menjadi “ Kupu – kupu “ yang Indah nan cantik yang menyenangkan dan selalu disukai dan dicintai oleh manusia maupun sang Pencipta Al Khaliq Allah azza wajalla Sang Raja Pemilik Kerajaan Langit dan Bumi..Shubhanallah..yaa Allah..kasihi, sayangi, dan rakhmati kami…Yaa Allah..aamiin.

Wallahu a’lamu bish shawab.

Abu Fathan Ayyasy Al Ghozi

Reportactual.com Production Juni 2017

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.