SUAMI YANG SHOLEH, SUAMI YANG MEMULIAKAN PASANGANNYA “

by September 17, 2025
QALBUN SALIM 0   5 views 0

 

Foto Doc.

Reportactual.com – Salah satu Kemuliaan seorang Suami yang sholeh adalah ketika dia memuliakan istrinya dan berbuat baik kepada keluarganya.

عَنِ الأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصْنَعُ فِى أَهْلِهِ قَالَتْ كَانَ فِى مِهْنَةِ أَهْلِهِ ، فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Dari Al-Aswad, ia bertanya pada Aisyah, “Apa yang Nabi SAW lakukan ketika berada di tengah keluarganya? Aisyah menjawab, “Beliau biasa membantu pekerjaan keluarga di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Bukhari)

Kaana fii mihnati ahlihi. Beliau Saw. biasa membantu keluarganya. Ketika mengomentari hadits ini, Adham Syarqawi dalam Rasaail minan-Nabiy (2023) mengungkapkan bahwa bukan merupakan sebuah cacat dari kelelakian seseorang tatakala ia bersedia memasak di dapur bareng dengan istrinya. Bukan merupakan tindakan memalukan ketika para suami bersedia mencuci piring bersama istrinya. Tak akan kehilangan harga diri kalau seorang suami bersedia mengambil cucian dari jemuran di halaman rumahnya. Sementara, berdasar hadits di atas, kaana fii mihnati ahlihi, Rasulullah Saw. sangat biasa membantu meringankan segala kerepotan istrinya. Pada saat kerja-kerja di rumah itu, kalau sudah terdengar azan, Beliau Saw. segera bergegas ke masjid.

Ingatlah suami terbaik adalah suami yang paling baik pada istri, anak dan keluarganya. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik pada keluarganya. Aku sendiri adalah orang yang paling baik pada keluargaku.” (HR. Tirmidzi, no. 3895. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Khairukum. Yang terbaik di antara kalian, begitu sabda Rasulullah Saw. Sebuah pernyataan berupa penghormatan terhadap setiap muslim yang khairukum li ahlihi, yang paling baik terhadap keluarganya. Sebaik-baik laki-laki adalah yang senantiasa berusaha berbuat terbaik bagi keluarganya. Sebaik-baik suami adalah mereka yang senantiasa komitmen untuk berbuat terbaik terhadap istri dan anak-anaknya. Tak sekadar memberikan dorongan lisan, tapi Rasulullah Saw juga langsung memberikan keteladanan. dengan tegas menyatakan, “Wa ana khairukum liahlihi. Dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” Artinya, Rasulullah Saw. memberikan teladan dalam berbuat baik kepada keluarga.

Boleh jadi ada di antara para salih itu, laki-laki yang tekun dalam shalat tahajud, rajin dalam sedekah, gigih dalam menuntut ilmu, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, konsisten dalam puasa sunah, atau sangat giat dalam organisasi dakwah. Semua itu adalah jalan yang mengantarkan seseorang menjadi pribadi baik. Namun, Ketika akhlaqnya buruk kepada istrinya, maka itu menunjukan imannya belum sempurna.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
«أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِنِسَائِهِمْ».
[حسن] – [رواه أبو داود والترمذي وأحمد] – [سنن الترمذي: 1162]

Abu Hurairah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, sedangkan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada perempuan yang menjadi tanggungannya ( Istrinya ).”
[Hasan] – [HR. Abu Daud, Tirmizi, dan Ahmad] – [Sunan Tirmizi – 1162]

Ini menunjukkan bahwa memuliakan keluarga merupakan perkara yang sangat penting di dalam Islam. Ia tidak boleh disepelekan. Ia tidak layak diabaikan. Sayangnya, ada di antara kita sering melupakan pesan ini. Padahal, pesan inilah yang dapat kita pahami dari Alquran.

وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ

Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang baik.. ( QS Annisa ayat 19 )

Kewibawaan seorang laki-laki tidak terdapat dalam sikap kerasnya terhadap keluarga. Kemuliaan seorang suami tidak diperoleh dengan tindakan kasarnya terhadap istri. Kehormatan para ayah tidak dicapai dengan perlakuan keras pada anak-anak. Sebaliknya, Islam menempatkan suami terbaik adalah yang berusaha untuk senantiasa bersikap lembut dan berbuat penuh kasih sayang terhadap mereka.

Sungguh, yang dilakukan Rasulullah Saw. adalah teladan untuk para suami. Beliau Saw. memberikan contoh tentang makna ketawadluan (rendah hati). Membantu meringankan kerepotan istri dalam pekerjaan di rumah merupakan sunah Nabi yang harus kita hidupkan di setiap keluarga muslim. Sikap tawadlu dari para suami tatkala di rumah, yang tertunaikan karena mengikuti sunah Nabi sekaligus berharap mendapat ridla dari Allah Swt., tak akan mengurangi sedikitpun kewibawaan dan marwah suami. Sebaliknya, para suami yang tawadlu, yang bersedia membantu istri dan keluarganya, akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Swt.

Ketawadhu’an inilah yang nanti akan membuat Allah meninggikan derajat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Tidaklah seseorang tawadhu’ (merendahkan hati) karena Allah melainkan Dia akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim, no. 2588)

Semoga kita benar-benar menjadi suami teladan dan suami terbaik di rumah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.