
Ilustrasi Kerukunan dengan Semangat Kemerdekaan Mengokohkan Persatuan dan kesatuan dalam Kerukunan Hidup Bermasyarakat dan Bertetangga ( Foto Doc. Reportactual.com )
Sahabat Qalbun Salim yg Budiman
Reportactual.com – Qalbun Salim – Kerukunan dan persatuan persatuan adalah kunci sebuah keberhasilan. Ibaratnya lidi, jika ia hanya sepotong, maka niscaya mudah untuk dipatahkan, namun jika dikumpulkan menjadi sebatang sapu lidi, maka ia akan kuat serta bermanfaat untuk membersihkan lingkungan. Demikian pula sebuah keluarga yang rukun dan bersatu akan mampu menciptakan lingkungan keluarga yang damai dan tenteram.
Sebuah organisasi yang rukun dan bersatu akan mampu merealisasikan visi dan misinya dengan maksimal. Bahkan sebuah bangsa yang rukun dan bersatu akan mampu menciptakan masyarakat yang kondusif sehingga seluruh cita-cita komponen bangsa biasa tercapai.
Pada lingkup organisasi masyarakat terkecil yaitu Rukun Tetangga, apabila terbangun kerukunan hidup bertetangga dalam suatu RT, maka akan mampu membangun dan mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang penuh dengan gairah dan semangat dalam memajukan lingkungannya bersama.
Hal ini selaras dengan firman Allah:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran [3]: 103).
Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 tahun ini, juga telah mengajarkan kepada kita semangat kerukunan hidup berbangsa bernegara dan bermasyarakat.
Bagaimana para Pejuang Bangsa para Pahlawan Bangsa telah mengajarkan kepada kita pentingnya arti Persatuan dan Kesatuan, sehingga dengan semangat kebersamaan dan kerukunan hidup. Dengan semangat Persatuan dan Kesatuan bangsa tersebut para pahlawan bangsa mampu mewujudkan cita-cita bersama yaitu suatu kemerdekaan dari penjajahan yang merupakan anugerah dan karunia dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Berkaitan pula dengan pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan, dalam salah satu hadits Nabi disebutkan:
وَعَنْ أنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عليهِ وسلم: لاَتَقَا طَعُوا وَلاَتَدَا بَرُوا وَلَاتَبَا غَضُوا وَلاَتَحَا سَدُوا، وَكُونُواعِبَادَ اللهِ إخْوَانًا ، وَلاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أنْ يَهْجُرَ أخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Artinya, “Dari Anas ra, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Jangan putus-memutus hubungan, jangan belakang-membelakangi, jangan benci-membenci, dan jangan hasud menghasud. Jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak dihalalkan bagi seorang Muslim mendiamkan saudara sesama Muslimnya lebih dari tiga hari.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sahabat Qalbun Salim yg Budiman
Rasulullah Saw telah memberikan kepada kita beberapa ajaran yang jika kita ikuti akan mampu menghasilkan kerukunan dalam kehidupan kita. Ajaran tersebut adalah untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan orang lain dan memiliki perasaan bahwa kita semua adalah saudara.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً. الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
Artinya, “Dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda, ‘Kamu sekalian, satu sama lain janganlah saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi, dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain, maka tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya.’” (HR Muslim).
Hadits ini menegaskan bahwa sebagai sesama Muslim kita dituntut untuk saling menjaga perasaan satu dengan yang lain. Tidak iboleh iri dan dengki jika ada saudaranya memperoleh nikmat, tidak mudah terprovokasi dan memprovokasi satu sama lain, tidak merendahkan saudara Muslim yang memiliki keterbatasan, tidak berburuk sangka / negative thingking dan sebagainya.
Semua hal-hal negatif tersebut mesti kita singkirkan dari dalam hati kita, karena telah digariskan oleh Allah Swt. bahwa kita semua adalah saudara. Sesama saudara sudah sepatutnya saling mengasihi dan menyayangi, bukan malah bermusuhan atau menebarkan kebencian.
Maka hendaknya kita menjauhkan diri dari penyakit-penyakit hati yang bisa merusak kerukunan hidup bermasyarakat atau bertetangga, yang bisa berpotensi merusak persatuan dan kesatuan dan menimbulkan perpecahan.
Jika ada di antara saudara kita yang dia diberikan kelebihan rezeki dan kemampuan kemudian berkontribusi untuk kemajuan di lingkungan masyarakat, justru kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berterima kasih kepadanya, karena itu jelas memberikan manfaat atau lebih besar manfaatnya daripada mudharatnya.
Kalau dikaitkan dengan masalah ikhlas tidak ikhlas maka kita tidak berhak mengusiknya, itu sudah masuk dalam wilayah amalan hati, hanya Allah SWT yg Maha Mengetahuinya, kita budayakan positif thinking sehingga tidak dipenuhi dengan negatif thinking yang menjadikan kita akan bersikap dan bertindak tidak bijak dan tidak adil. Yang hal itu justru berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan, renggangnya hubungan dalam masyarakat, hingga akhirnya justru merusak kerukunan hidup dan berpotensi menimbulkan perpecahan.
Maka diera kemerdekaan ini hendaknya kita menghindari hal-hal yang terkesan terkotak-kotak atau berkelompok kelompok dalam suatu masyarakat, karena hal itu justru membuat kerukunan hidup terganggu dan menjadi penghambat kemajuan dalam masyarakat.
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Artinya, “Perumpamaan kaum Mukmin dalam saling mencintai, saling menyayangi dan bahu membahu, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga dengan tidak bisa tidur dan merasa demam.” (HR Muslim).
Rasululullah saw pada sebuah kesempatan pernah mengumpamakan antara satu Muslim dengan lainnya seumpama tubuh. Jika satu anggota tubuh merasakan sakit, maka yang lain pun akan merasakan sakit pula, dan jika semua anggota tubuh merasakan nikmat sehat, maka bisa menunjang kinerja anggota tubuh yang lainnya.
Dengan perumpamaan tersebut sesungguhnya Rasulullah saw hendak memberikan pengajaran kepada kita tentang pentingnya memiliki sifat tenggang rasa. Kita mesti peka dengan kondisi sosial kita. Apabila ada saudara yang kesusahan, sudah sepatutnya kita bantu. Apabila kita ada kelebihan, maka sepatutnya kita berbagi bersama dengan yang kekurangan.
Sebaliknya, apabila kita dianggap kurang dan diberikan bantuan oleh saudara kita, maka selayaknya pun kita menerimanya dengan keterbukaan dan senyum persaudaraan.
Maka semoga nikmat kemerdekaan ini mampu memberikan kepada kita satu lingkungan masyarakat yang lebih menjunjung tinggi kerukunan hidup, saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lain. Kembali bersama dalam semangat kekeluargaan untuk membangun suatu tatanan masyarakat yang saling peduli, saling empati dan simpati saling bekerja sama dan sama-sama bekerja, dengan semangat persatuan dan kesatuan guyub rukun untuk terciptanya suatu masyarakat yang aman senang dan nyaman dalam kehidupan bermasyarakat di era kemerdekaan, Baldatun Thoyyibatun warabbun Ghafur .. Aamiin 🤲 🩷
Semoga Bermanfaat
Leave a Reply